RIFAI ASHARI

WE ARE INDONESIA.
About Me
MEMPEROLEH INDONESIA MERDEKA ADALAH KEWAJIBAN YANG TERLELUHUR BUAT ANAK NEGERI INDONESIA.

Jumat, 26 Agustus 2016


PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SEBELUM KEBANGKITAN NASIONAL 1908
2.1.1        Perjuangan Melawan Portugis
 
Perjuangan pertama dlakukan oleh rakyat malaka, Johor, Aceh, Maluku, Demak dan Sunda Kelapa.
a.       Perjuanagn Rakyat Malaka
Pada tahun 1511 dibawah pimpinan Sultan Mahmud Syah I melakukan perlawanan terhadap Portugis  namun Malaka dapat di desak hingga menyingkir ke pulau Bintan. Akhirnya Malaka jatuh ke portugis pada 1511. Pada 1526 pulau Bintan diserbu oleh Portugis  Sultan Mahmud Syah I  lari ke pulau Kampar hingga wafatnya 1528.
b.      Perjuangan Rakyat Johor
Dipimpin oleh Alaudin Ri’ayat Syah II mulai tahun 1530 kemudian dilanjutkan Abdul Jalil Syah I (1580-1597) dapat menangkis serangan Portugis.
c.       Perjuangan Rakyat Demak
Dipimpin oleh Dipati Unus. Pada tahun 1512-1523. Melakukan perlawanan terhadap Portugis, dibantu oleh armada Aceh, Palembang, dan Bintan. Berusaha merebut keembali Malaka namun tidak berhasil
d.      Perjuangan Rakyat Maluku
Berhasil menaklukkan Malaka tahun 1511 kemudian menuju ke Maluku Utara karena sebagai penghasil rempah-rempah. Tahun 1512 Portugis mengadakan hubungan dagang dengan Sulatan Harun dari Ternate. Portugis ternyata memonopoli perdagangan, memeras dan menindas rakyat, penyebaran agama Kristen secara paksa sehingga membuat rakyat melakukan perlawanan. Tahun 1550 rakyat Ternate dibawah pimpinan Sultan Hairun melakukan perlawanan. Portugis menipu dan membunuh Sultan Hairun dnegan dalih untuk mengadakan perundingan. Perjuangan diteruskan oleh Sultan Baabullah, putra Sultan Hairun. Tahun 1570-1575 Ternate, Tidore, dan Halmahera bersatu padu melawan Portugis. Tanggal 18 Desember 1577 rakyat Ternate berhasil mengusir Portugis dari Ternate.
e.       Perjuangan Rakyat Sunda Kelapa
Fatahillah seorang ulama dari Demak yang menyebarkan agama islam di Jawa Barat memimpin rakyat melakukan perlawanan terhadap Portugis. Tahun 1527 Fatahillah menyerang orang-orang Portugis di Sunda Kelapa dan berhasil mengalahkannya. Portugis terusir kembali ke Malaka. Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah kemudian berdirilah kerajaan Banten.
                                                                    
2.1.2        Perjuangan Menentang Penjajah Belanda
Perjuangan menentang Belanda menggunakan kekerasan senjata dimulai sejak awal abad ke tujuh belas sampai abad dua puluh. Pada abad ke-16 penentangan dilakukan oleh:
1.         Sultan Agung dari Mataram (1613-1645).
2.         Sultan Hasanuddin dari kerajaan Goa Sulawesi Selatan (1667)
3.         Sultan Ageng Tirtayasa (1684)
4.         Sultan Iskandar Muda dari Aceh (1635)
5.         Untung Suropati dan Trunojoyo (1670)
6.         Ibnu Iskandar dari Minangkabau (1680)
Yang berjuang pada abad ke-19 antara lain:
1.         Pattimura dari Maluku (1817)
2.         Pangeran Diponegoro (1825-1830)
3.         Imam Bonjol dari Minangkabau (1822-1837)
4.         Sultan Badaruddin dari Palembang (1817)
5.         Pangeran Antasari dari Kalimantan (1860)
6.         Jelantik dari Bali (1850)
7.         Anak Agung Made dari Lombok (1895)
8.         Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien (1873-1904)
9.         Si singamangaraja dari Batak (1900)
Perlawanan membawa kerugian besar bagi pihak Belanda. Pengorbanan harta benda dan jiwa sangat besar juga dari Indonesia. Sampai awal abad ke-20 Belanda tidak dapat terusir dari tanah air Indonesia.
2.1.3        Kelemahan perjuangan Bangsa Indonesia :
1.         Perlawanan secara sporadic dan tidak serentak
2.         Perlawanan dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada yang melanjutkan
3.         Sebelum masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata
4.         Para pejuang di adu domba oleh penjajah (devide et impera politik memecah belah bangsa Indonesia)
2.2              PERJUANGAN BANGSA INDONESIA SETELAH KEBANGKITAN NASIONAL 1908
2.2.1    Penjajahan Jepang 1942-1945
Kedatangan Jepang semula disambut gembira karena dianggap sebagai tentara pembebas yang akan melepaskan belenggu rakyat Indonesia dari belenggu penjajahan belanda propagandanya menyatakan bahwa jepang (Nippon) adalah saudara tua, pemimpin asia, pelindung asia, dan untuk kemakmuran asia. Pada awalnya  memperoleh simpati rakyat namun pada akhirnya menjajah dan mengeksploitas dengan sangat kejam, masa penjajahannya hanya 3,5 tahun namun membuat bangsa Indonesia sangat menderita. Penjajahan Jepang berakhir saat jepang harus menyerah tanpa syarat terhadap sekutu pada tanggal 14 agustus 1945 setelah secara berturut-turut Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh amerika serikat tanggal 6 dan 9 agustus 1945.
2.2.2       Penderitaan di Bawah Penjajahan
Selama berabad-abad mendatangkan penderitaan bangsa Indonesia bangsa penjajah memperlakukan rakyat Indonesia semena-mena tidak lagi ada kemerdekaan, kebebasan, dan kedaulatan hanya ada pemaksaan, penindasan, eksploitasi tenaga manusia, eksploitasi kekayaan tanah air yang keuntungannya untuk kepentingan bangsa penjajah. Portugis pertama kali datang ke Indonesia memonopoli perdagangan di Indonesia selalu memaksakan keinginannya dengan jalan kekerasan mereka menaklukan kerajaan-kerajaan yang tak mau tunduk.
Bergantinya penjajahan dari Portugis ke Belanda hasilnya semakin buruk jauh lebih buruk dan lebih lama dan penjajahan yang dilakukan oleh VOC menerapakan beberapa kebijakan yang sangat merugikan, antara lain:
1.      Sistem monopoli perdagangan ( menguasai seluruh perdagangan)
2.      Kerja rodi ( kerja paksa tanpa upah)
3.      Pungutan pajak yang sangat memberatkan rakyat
4.      Wajib tanam kopi untuk perdagangan VOC
5.      Pelayaran Hongi ( mendayung perahu kora-kora di perairan maluku)
6.       Ekstripasi ( penebangan tanaman yang melanggar aturan monopoli )
7.      Tanam paksa ( menanam tanaman keperluan ekspor VOC ke Eropa)
Rakyat sangat menderita karena harus kerja rodi menyerahkan semua hasil tanamn dan itu berlangsung lama rakyat akhirnya kelaparan dan akhirnya meninggal dunia. Penyerahan pajak ke VOC harus dalam bentuk barang yaitu hasil pertanian mereka bukan dalam bentuk uang seperti sistem pajak tanah. Vandenbosch berpendapat bahwa sistem ini dapat menaikan tanaman dagangan yang dikirim ke Belanda, menguntungkan rakyat tidak lagi harus membayar pajak tanah.
Ketentuan tanam paksa sebagai berikut:
a.       Menyediakan sebagian dari tanahnya untuk menanam tanaman yang dapat dijual di pasaran eropa.
b.      Bagian dari tanah pertanian untuk tujuan ini tidak boleh melebihi sperlima dari tanah pertanian.
c.       Waktu pengerjaan tanaman wajib tidak boleh melebihi waktu penanaman padi.
d.      Bagian dari tanah untuk menanam tanamamn wajib dibebaskan dari pembayaran pajak tanah.
e.       Tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah hindia belanda jika ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar maka selisih akan dikembalikan.
f.       Panen yang gagal akan dibebankan pada pemerintah.
g.      Pengerjaan tanah di bawah pengawasan kepala pemerintah.
Dalam prakteknya ketentuan-ketentuan tersebut diselewengkan oleh para pegawai pemerintah Hindia Belanda dan para pemimpin pribumi yang mencari keuntungan untuk kepentingan mereka sendiri tanam paksa sangat menyengsarakan rakyat.
2.2.3      Perjuangan Setelah Kebangkitan Nasional
Tanggal 20 Mei 1908 adalah hari lahirnya organisasi social pertama di Indonesia, yaitu Budi Oetomo. Tangggal kelahiran Budi Oetomo dianggap sebagai dimulainya Kebangkitan Nasional karena menggunakan strategi perjuangan yang baru dan berbeda dengan perjuangan sebelumnya.
Ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia setelah tahun 1908:
1.        Perjuangan dlakujan dengan menggunakan organisasi, bukan menggunakan kekerasan
2.        Para pemimpin berasal dari kaum intelektual, bukan raja atau sultan
3.        Rasa persatuan dan kebangsaan sudah mulai tumbuh. Perjuangan tidak bersifat kedaerahan lagi.
Menurut Ismaun (1986:42), tumbuhnya kesadaran kebangsaan bangsa Indonesia di percepat oleh faktor:
1.        Perlawanan bangsa Filipina terhadap Spanyol pada tahun 1989
2.        Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1885
3.        Kegiatan Partai Kongres di India melawan Inggris tahun 1885
4.        Bangkitnya Kemal Pasha di Turki pada tahun 1881
5.        Keberhasilan dr. Sun Yat Sen dalam mendirikan Republik Cina pada tahun 1911
6.        Pecahnya Perang Dunia I
7.        Didirikannya Volksraad (DPR) oleh Belanda tahun 1911
Sejak Budi Oetomo berdiri pada tahun 1908, di Indonesia kemudian berdiri beberapa organisasi yang bercorak budaya, politik, maupun keagamaan.
Budi Oetomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908. Didirikan oleh para mahasiswa STOVIA di Jakarta. Diprakarsai oleh gerakan dr. Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya memulai kampanye untuk meningkatakan martabat rakyat dengan cara membentuk dana pelajar. Ketuanya dipilih Sutomo.
Budi Oetomo tidak pernah mendapat dukungan massa sehingga kedudukannya di politik kurang penting. Namun Budi Oetomo dipandang sebagai induk Kebangkitan Nasional karena Budi Oetomo pelopor berdirinya organisasi nasional.
1.                  Sarekat Islam
Sarekat Islam semula bernama Sarekat Dagang Islam. Berdiri pada tahun 1911 di Solo oleh Haji Samanhudi. Sarekat Islam didirikan untuk melawan pedagang Cina dan untuk menentang penghinaan terhadap rakyat Bumiputra. Sarekat Islam juga didirikan untuk menentang kristenisasi dan melakukan perlawanan terhadap kecurangan para pejabar Eropa dan Bumiputra.
Gerakan Sarekat Islam berani memperjuangkan kebenaran dan keadilan terhadap penindasan penjajah kepada pihak Indonesia. Sehingga Sarekat Islam dapat dengan cepat menarik massa. Sarekat Islam merupakan organisasi massa yang pertama di Indonesia. Penggerak Sarekat Islam yang terkenal adalah Haji Oemar Said Tjokroaminoto, Haji Samanhudi, dan Suryopranoto.
2.                  Indische Partij
Didirikan pada 25 Desember 1912. Pendirinya adalah Douwes Dekker yang terkenal dengan nama Danudirdja Setyabudi. Tokoh Indische Partij lainnya adalah dr. Tjipto mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat.
Indische Partij berpijak pada asas nasionalisme yang mencita-citakan Indonesia merdeka, sehingga menarik banyak massa. Paham nasionalismenya dikenal dengan istilah Indische Nationalisme. Indische Partij dikenal sebagai partai politik pertama di Indonesia. Organisasi ini bersifat agak radikal sehingga pemerintah Hindia Belanda bersifat tegas dan dianggap sebagai organisasi terlarang. Para pemimpin Indische Partij juga dibuang ke Belanda. Setelah itu Indische Partij diganti namanya menjadi Partai Insulinde, namun tidak berpengaruh lagi terhadap rakyat.
3.                   Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda sebelumnya oleh Budi Oetomo, namun karena lebih didominasi oleh golongan tua, maka para golongan muda keluar. Dan gerakan pemuda sebenarnya adalah Tri Koro Darmo yang berdiri di Jakarta pada tanggal 7 Maret 1915 oleh dr. R. Satiman Wiryosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Tri Koro Darmo memiliki arti tida tujuan mulai, yaitu: sakti, budhi, dan bakti. Tujuan perkumpulan ini adalah mencapai Jawa Raya dengan memperkokoh rasa persatuan anatara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali, dan Lombok. Azas Tri Koro Darmo adalah:
1.        Menumbuhkan pertalian antara murid-murid Bumiputra pada sekolah menengah, dan kurus-kursus perguruan kejuruan dan sekolah rakyat.
2.        Menambah pengetahuan umu bagi anggota-anggoatanya
3.        Membangkitkan dan mempertajam perasaan unutk segala bahasa dan buadaya Indonesia.
Dalam Kongres di Solo, mulai 12 Juni 1918 Tri Koro Darmo berubah nama menjadi Jong Java. Jong Java bertujuan mendidik para anggotanya agar dapat mebnagun Jawa Raya dengan cara mempererat persatuan, menambah pengetahuan anggota dan menumbuhkan cinta pada budaya sendiri.
Organisasi Pemuda Indonesai di luar negeri yang paling terkenal adalah Perhimpunan Indonesia. Perhimpunan Indonesia berpusat di Belanda dan menyampaikan informasi ke dunia luar tentang perjuangan rakyat Indonesia. Perhimpunan Indonesia mempunyai arah ke politik terutama ketika dipimpin oleh Muhammad Hatta dan A. Subardjo.
4.                  Partai Nasional Indonesia
PNI didirikan pada tanggal 4 Juli 1927 oleh Ir. Soekarno dan kawan-kawan. Partai ini bersifat radikal. Tujuan dari PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan Indonesia yang akan dicapai dengan asas percaya pada diri sendiri. Dengan asas ini PNI bersikap nonkoperatif, artinya tidak mau bekerjasama atau iku serta dengan dewan-dewan bentukan Belanda.
Dalam kongres PNI pertama tanggal 27-30 Mei di SurabayaIr. Soekarno terpilih sebagai ketua Pengurus Besar PNI. Cita-cita PNI untuk menggalang persatuan bukan hanya mempengruhi pikirn organisasi-organisasi politik lainnya, melainkan juga berpengaruh positif pada organisasi pemuda yang kemudian mengadakan sumpah pemuda, dan organisasi persatuan wanita yang kemudian membentuk Perserikatan perempuan Indonesia.
Kemajuan PNI dalam membawa rakyat untuk memperjuangkan kemerdekaan membuat pemerintah kolonial Belanda merasa cemas. Akhirnya mereka menangkapi para tokoh dan anggota PNI pada 29 Desember 1929.
5.                   Fraksi Nasional
Fraksi nasional dalan volksraad didirakan pada 27 Januari 1930 di jakarta yang beranggotakan 10 orang anggota volksraad dengan ketua Moh. Husni Thamrin.
Fraksi nasional mempunyai tujuan untuk menjamin adanya kemerdekaan nasional yakni:
a.      Mengusahakan perubahan-perubahan ketatanegaraan.
b.     Berusaha menghapuskan perbedaan-perbedaan politik, ekonomi, dan intelektual sebagai antithese colonial.
c.      Mengusahakan kedua hal tersebut di atas dengan cara-cara yang tidakbertentangan dengan hukum.
2.2.4    Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Ketika Belanda menyerah kepada jepang pada tanggal 8 Maret 1942, maka berakhirlah masa pemerintahan kolonial Belanda dan dimulainya pemerintahan Jepang. Kedatangan Jepang di Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena berharap dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.
Factor yang mendorong rakyat Indonesia mau bekerjasama dengan Jepang antara lain karena Jepang yang kuat diharapkan dapat membantu Indonesia yang lemah, selain itu sikap keras pemerintah koloniah Belanda menjelang akhir masa kekuasaanya yang tidak memberikan harapan kemerdekaan kepada para pejuang pergerakan nasional.
Keinginan bangsa Indonesia untuk merdeka memuncak pada tahun 1945. Akan tetapi terjadi perbedaan pendapat antara golongan muda dengan golongan tua. Golongan tua menginginkan kemerdekaan yang tanpa pertumpahan darah dan tetap bekerjasama dengan Jepang. Sementara golongan muda menginginkan kemerdekaan yang tanpa campur tangan dari Jepang.
Akhirnya setelah mendengar berita penyarahan Jepang kepada sekutu, golongan muda langsung mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Akan tetapi , Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta malah menginginkan masalah itu dibicarakan dulu dalam rapat PPKI. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, teks proklamasi  kemerdekaan dibacakan oleh Ir. Soekarno dengan disaksikan oleh para tokoh pejuang Indonesia. Dengan dibacakanya teks proklamasi itu, maka bangsa Indonesia resmi menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, dan lepas dari belenggu penjajahan.
Makna Pahlawan Bagi Generasi muda

Menurut catatan sejarah, setidaknya 6.000 – 16.000 para pejuang kita telah gugur sebagai kusuma bangsa ditambah sekitar 200.000 rakyat sipil terusir dan mengungsi dari Surabaya. Sementara itu korban dari pasukan Inggris dan sekutunya kira-kira sejumlah 600 – 2.000 tentara. Pertempuran berdarah di Surabaya yang telah menelan belasan ribu korban jiwa tersebut telah memberikan inspirasi untuk menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh tanah air. Pergerakan dan perjuangan terus berlanjut tanpa mengenal rasa takut demi terusirnya penjajah kolonial Belanda yang membonceng tentara Inggris untuk kembali berkuasa di Indonesia. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada tanggal 10 November tersebut itulah maka kita kemudian mengenangnya sebagai Hari Pahlawan hingga sekarang dan Surabaya ditetapkan sebagai kota pahlawan.

Kisah heroik rakyat Surabaya pada 10 Nopember 1945 dalam mempertahankan  kedaulatan dan kehormatan bangsa dan negara telah menjadi catatan sejarah bangsa Indonesia modern  yang tak mungkin dapat dilupakan. Kegigihan perjuangan dan nilai-nilai kepahlawanan mereka telah membuka mata dunia dan mampu menginspirasi bangsa-bangsa lainnya untuk bangkit merebut kemerdekaannya. Pada masa kini, nilai-nilai tersebut dapat kita jadikan teladan dan landasan bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam menghadapi perjuangan yang tak kalah hebatnya, yaitu menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang hebat, bangsa yang besar dan bermartabat di antara bangsa-bangsa lainnya.
 

Sebuah ungkapan terkenal menyatakan bahwa, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya. Dan sebuah bangsa tanpa pahlawan sama artinya bangsa yang tak memiliki sebuah kebanggaan. Lalu apakah kita harus berhenti hanya pada rasa bangga saja? Tentu saja tidak. Sebagai bangsa yang besar dengan jumlah penduduk yang mencapai 250 juta lebih dan memiliki kekayaan alam yang melimpah, seharusnya kita sudah menjadi bangsa yang maju sejak beberapa dekade yang lalu. Namun apa yang terjadi dan yang kita rasakan saat ini? Sungguh perjuangan para pendahulu kita belumlah usai. Perjuangan harus terus dilanjutkan dan diwujudkan dengan darma bhakti kita untuk kejayaan ibu pertiwi.
Tugas kita dan generasi selanjutnya adalah mengisi kemerdekaan ini dengan karya nyata dan prestasi. Sebagai generasi penerus yang tahu berterima-kasih dan bersyukur atas limpahan kekayaan alam dan budaya, maka sudah sepatutnya kita meneladani semangat dan perjuangan para pahlawan kita untuk memenangkan percaturan dunia dalam segala bidang. Perjuangan kita di masa kini dan masa depan adalah melawan penjajahan dalam bentuk lain, yaitu penjajahan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya dan teknologi. Kita semua harus sepakat bahwa kita harus menang, kita harus terdepan dan kita harus menjadi bangsa yang besar. Setidaknya kita harus mampu mensejajarkan diri dengan bangsa-bangsa lainnya.
Berbagai prestasi anak negeri sudah mulai membuat decak kagum bangsa lain. Ternyata kita juga mampu menjadi bangsa yang dikagumi dunia, bukan hanya karena kekayaan alam dan keanekaragaman budayanya saja, namun sumber daya manusia kita juga sudah banyak yang unjuk gigi. Dari berbagai media dan pemberitaan kita ketahui sudah banyak prestasi anak bangsa yang membanggakan, diantaranya adalah :
Dalam bidang teknologi :
  • Siapa yang tidak kenal dengan Prof BJ Habibie? Pak Habibie adalah orang pertama yang menemukan rumus untuk menghitung urutan keretakan pesawat hingga ke atom-atomnya (crack propagation on random). Karena prestasinya yang sangat cemerlang, beliau mendapatkan penghargaan bergengsi di bidang dirgantara, yaitu Edward Warner Award dan Award von Karman, yang nilainya hampir setara dengan Hadiah Nobel.
  • “Star 50? buatan PT PAL Indonesia merupakan salah satu kapal terbaik di dunia. Kapal “Star 50? sepanjang 189,840 meter dan lebar 30,50 meter ini merupakan salah satu kapal terbaik di dunia untuk kelas kapal berbobot mati 50.000 ton. Kapal ini sepenuhnya hasil rancang bangun putra-putri Indonesia.
  • Toyota Kijang Innova adalah  mobil terpopuler di Uni Emirat Arab yang sepenuhnya diproduksi di Indonesia dan terbukti mampu menembus pasar yang sangat potensial di luar negeri meskipun dikelola oleh perusahaan Jepang.
  • Airbridge (tangga belalai menuju pintu pesawat) yang terkenal di bandara dunia pertama kali dibuat oleh PT Bukaka Teknik Utama, Indonesia. Passenger Boarding Bridge merupakan lorong yang menghubungkan pintu pesawat terbang dengan Airport Building (terminal keberangkatan), sehingga Passenger Boarding Bridge berfungsi sebagai tempat berjalannya para penumpang dari Airport Building menuju pesawat dan juga dari arah sebaliknya.
  • Knalpot Mercedes Benz adalah buatan Indonesia (industrinya berada di Purbalingga, Jawa Tengah). Industri knalpot mobil yang berada di Purbalingga, Jawa Tengah, dipercaya menjadi pemasok bagi produsen mobil Mercedez Benz karena dinilai memiliki kualitas baik
  • Salah satu perusahaan semikonduktor terbaik di dunia Marvell Technology Group yang memproduksi chip, prosesor, dan penyimpanan data, ternyata co-founder, presiden, sekaligus CEO  adalah orang Indonesia yaitu  Bapak Sehat Sutardja. Dia telah memiliki hampir 260 hak paten dan dikenal luas sebagai pelopor semikonduktor.
  • Dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam bidang Seni dan Budaya :
  • Gamelan menjadi kurikulum sekolah di Di New Zealand, Singapura, Amerika Serikat dan Jepang. Gamelan Jawa telah menjadi salah satu kurikulum tetap di New Zealand School of Music (NZSM) dengan kode mata kuliah PERF250
  • Brand internasional Gucci dan Christian Dior menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya. Brand internasional Gucci ternyata menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya.
  • Siapa yang tidak kenal dengan Batman dan Superman? Ya, Ardian Syah adalah komikus asal Tulungagung yang dikontrak eksklusif sebagai penciler komik oleh perusahaan penerbit raksasa Amerika, DC Comics, yang menerbitkan kedua komik tersebut. Dia telah menggarap komik Superman, Batman, Batgirl, Green Lantern, Aquaman dan superhero-superhero legendaris dunia lainnya. Sebeum dikontrak eksklusif oleh DC Comics, dia juga pernah menggarap komik terbitan Marvel, yaitu komik superhero X-Men.
  • Satu lagi komikus kelas dunia lainnya yang berasal dari Indonesia adalah  Chistiawan Lie atau lebih sering dikenal dengan nama Chris Lie. Siapa sangka pemuda lulusan ITB ini adalah salah satu ilustrator komik yang berhasil membuahkan komik-komik terkenal seperti GI Joe dan Transformers.
  • Ternyata Indonesia juga punya tokoh animator muda yang berprestasi di kancah Internasional yaitu Rini Sugianto. Dia salah satu anak bangsa yang tergabung dalam tim animator film “Hobbit 2: The Desolation of Smaug”, “The Advantures of  Tintin”, “The Avengers”, “Iron Man 3?, “Hunger Games: Catching Fire”, “Hobbit 1?, dan “the Dawn of the Planet of the Apes”.
Dalam bidang Olah raga :
  • Sebut saja Lilyana Natsir dan Tontowi Ahmad yang merupakan pebulu tangkis ganda campuran kebanggaan Indonesia ini telah beberapa kali mengharumkan nama Indonesia di mata dunia. Berbagai gelar telah berhasil disabet oleh Lilyana dan Tontowi — di antaranya champion kompetisi All England di tahun 2012, 2013, 2014. Itu tiga tahun berturut-turut!
  • Dalam bidang ekonomi :
  • Sri Mulyani Indrawati merupakan salah satu wujud Srikandi nyata dari Indonesia. Beliau adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang berhasil menjabat sebagai CEO sekaligus Direktur Pelaksana Bank Dunia yang bermarkas di Washington DC.
Dalam bidang pendidikan :
  • Indonesia banyak melahirkan putra-putri terbaiknya dalam pertarungan olimpiade tingkat dunia seperti : Indonesia berhasil menyabet satu medali emas, dalam International Biology Olympiad (Olimpiade Biologi Internasional/IBO) ke-20, nyang digelar 12-18 Juli 2009 di Tsukuba, Jepang. Kongtingen Indonesia menjadi juara umum dengan meraih enam enam emas, empat perak, dan dua medali perunggu dalam International Junior Science Olympiade (IJSO) II di Yogyakarta, 4-12 Desember 2005. Peringkat ke dua ditempati Cina dengan lima emas dan satu perak. Di Ajang Olimpiade Fisika Internasional/ International Physics Olympiad(Ipho)[/B 2010] yg di adakan di Zagreb,Kroatia  Lima siswa SMA Indonesia meraih prestasi membanggakan dengan berhasil meraih empat medali emas dan satu perak. Di ajang Olimpiade Kimia Internasional atau International Chemistry Olympiad (IChO) ke-42 Yg diselenggarakan di Tokyo,Jepang pada 15-27 Juli 2010, Tim Olimpiade Kimia Indonesia kembali menorehkan prestasi dengan meraih 1 medali emas,1 perak,dan 2 perunggu. Para pelajar Indonesia berhasil meraih dua medali emas dan dua medali perunggu pada Olimpiade Biologi Internasional ke-21 di Changwon,Korea Selatan,12-17 Juli 2010. Tim Olimpiade Indonesia meraih tempat ketiga dalam perolehan medali emas terbanyak di ajang Olimpiade Internasional Kebumian (International Earth Science Olympiad) ke-4 di Yogyakarta, 19-28 September 2010. Dan masih banyak lagi yang lainnya
Itulah beberapa contoh karya dan prestasi anak bangsa yang membuka mata dunia dan mangharumkan nama Indonesia di kancah dunia.  Bagaimanapun mereka telah memberikan inspirasi kepada kita semua bahwa bangsa Indonesia adalah sesungguhnya adalah bangsa yang hebat. Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu dikenal sebagai bangsa yang gagah berani, pelaut ulung dan penjelajah samudera yang tangguh. Bangsa Indonesia sejak zaman kolonial terkenal sebagai bangsa yang tak mudah menyerah dan pejuang yang pantang menyerah demi harga diri ibu pertiwi.

Pembangunan Bangsa (national buiding ) membutuhkan sosok pahlawan yang dapat memberikan sentuhan yang apik menuju bangsa yang maju. Namun di sisi lain, proses dari national building tersebut merupakan sebuah proses yang tidak akan ada habisnya. Sehingga sampai kapanpun keberadaan sosok pahlawan sangat dibutuhkan, kita tidak hanya butuh satu, seratus, atau bahkan seribu pahlawan. Kita butuh berjuta-juta pahlawan yang mampu berkolaborasi membangun bangsa. Pahlawan yang rela tidak dibayar, yang rela tidak diberi penghargaan, tapi bisa dipastikan bahwa sejarah perjalanan Republik akan mencatat dengan tinta emas, sekecil apapun tindakan heroik para pahlawan untuk kemajuan bangsa.


Sebagai pelajar, kalian semua mampu menjadi pahlawan bagi diri kalian dan orang lain. Dengan inovasi, kreatifitas, dan ketekunan, kalian akan mampu menjelma menjadi seorang pahlawan yang kehadirannya membawa dampak baik bagi orang lain. Dengan belajar yang giat dan tekun, sesungguhnya kalian sedang merenda masa depan menjadi pahlawan yang mampu menerangi kegelapan Bangsa. Generasi 45 akan selalu di kenang sebagai generasi pelopor kemerdekaan, dan kalian jadilah generasi emas bangsa yang dapat dikenang anak cucu kita sebagai generasi yang berintegritas! Kalian mampu menjadi pewaris peradaban, yaitu peradaban Bangsa yang humanis, toleran, cerdas, dan mandiri menuju Indonesia emas yang kita cita-citakan.

Untuk itu, generasi yang berintegritas adalah generasi yang mampu membangun peradaban. Marilah kita membangun peradaban yang mampu menjawab tantangan global. Jadilah pahlawan yang secara heroic mampu bahu-membahu membangun bangsa. Generasi kita harus menjadi cahaya. Cahaya yang melalui matahari mampu menerangi pagi dan melalui bulan menerangi malam. Maka generasi ini harus mampu menjadi pelita bangsa. Dulu Bung Karno di hadapan persidangan Belanda pernah menyampaikan pledoi/pembelaan dirinya dengan judul Indonesia Menggugat, tapi saat ini hal itu sudah tidak relevan, saat ini marilah kita Menggugat Indonesia. Kita gugat bangsa ini agar dapat menjauhi korupsi, agar dapat menghilangkan ego pribadi, agar mampu menghapus anarki, dan menggugat bangsa kita agar menjauhi kebodohan, menjauhi kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya. Percayalah kita mampu. Kata Bung Tomo Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang benar, percayalah bahwa Tuhan bersama kita menggapai cita-cita itu. Selamat bekerja para pahlawan Bangsa, bangunlah bangsamu, Republik akan mencatat dharma baktimu kelak, Tuhan bersamamu dan menyertai langkahmu. InsyaAllah


Berbicara mengenai pemuda dan masa depan suatu bangsa ibarat dua sisi mata uang. Ia menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Masa depan suatu bangsa akan terletak bagaimana eksistensi para pemudanya, terutama menyangkut aspek patriotisme dan semangat nasionalismenya. Hampir semua sejarah bangsa-bangsa di dunia lahir dari peran dan kiprah kaum muda, tidak terkecuali sejarah bangsa Indonesia sendiri.
Peringatan hari Sumpah Pemuda Indonesia yang selalu kita laksanakan setiap tanggal 28 Oktober tiap tahunnya, suatu peristiwa bersejarah yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia + 85  tahun yang lalu, senantiasa menjadi pelajaran berharga serta memberikan hikmah untuk kita jadikan pedoman pemikiran, pijakan dan sekaligus sebagai pedoman bagi kita, generasi bangsa yang hidup di era kemerdekaan ini untuk mengawal dan meneruskan cita-cita perjuangan mereka.
Momentum Hari Sumpah Pemuda Indonesia tersebut, sebagai peristiwa lahirnya Indonesia sebagai sebuah bangsa. Peristiwa bersejarah itu kemudian menjadi bagian dari tonggak penting sejarah Indonesia karena tujuh belas tahun setelah itu bangsa Indonesia berhasil memproklamirkan kemerdekaan Indonesia sebagai sebuah negara-bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pemuda adalah pemegang peranan penting bagi berlangsungnya kehidupan suatu bangsa. Pemudalah yang menerima tongkat estafet strategis dalam meneruskan perjuangan generasi tua.
Karena itu, dalam setiap masanya, Pemuda selalu menjadi perhatian dan di pundaknyalah harapan besar dipertaruhkan untuk membina zaman yang akan datang. Karena perannya yang sangat strategis tersebut dan menentukan bagi baik dan buruknya kehidupan di masa mendatang.

Kepeloporan Pemuda Indonesia Dalam Bingkai Sejarah Bangsa.

Dalam catatan sejarah kebangsaan dan Keindonesiaan kita,  pemuda Indonesia telah menorehkan tinta EMAS dalam bingkainya yang indah dan lapangan hijau di bumi Indonesia. Dalam sejarah perjuangan bangsa, kepeloporan pemuda selalu tampil sebagai kekuatan penentu. Mereka adalah kelompok intelektual yang karena usia dan tingkat perkembangannya, memiliki idealisme yang tinggi, semangat pengabdian tanpa pamrih, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa. Meskipun berasal dari latar belakang sosial, budaya, organisasi, bahkan ideologi yang berbeda, namun karena persamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah, pemuda Indonesia berggerak menyatukan diri sebagai satu bangsa dan dalam kesatuan itu mereka berjuang bersama-sama melawan penjajah.
Upaya pembentukan bangsa Indonesia sebagai nation telah dirintis oleh para pemuda pada awal abad ke-20, yaitu menumbuhkan kesadaran Nasional di kalangan rakyat melalui organisasi-organisasi pergerakan nasional. Pergerakan nasional merupakan alternatif baru perjuangan untuk menghapuskan penjajahan setelah cara lama yaitu perjuangan bersenjata dan kedaerah mengalami kegagalan. Ke-vakum-an dalam kepemimpinan perjuangan setelah para raja dan bangsawan berhasil dipaksa oleh Belanda menandatangani korte verklaring, diisi oleh para pemuda. Sebagai golongan terdidik dan terpelajar, mereka belajar dari sejarah. Kegagalan perjuangan masa lalu memberi pelajaran para mereka, bahwa perlawanan yang terpisah-pisah dan hanya bertumpu pada kharisma pemimpin tidak mungkin berhasil mengalahkan penjajah. Karena itu dicari taktik yang sepadan dengan taktik yang dipakai penjajah. Karena Belanda berhasil menanamkan kekuasaannya dengan taktik pecah-belah, maka untuk melawannya harus dipergunakan taktik persatuan. Untuk itu rasa persatuan perlu ditanamkan dengan menyadarkan rakyat bahwa mereka itu memiliki persamaan nasib sebagai bangsa terjajah. Sebagai wadah, dipergunakan organisasi modern, melalui mana kesadaran sebagai satu bangsa ditanamkan secara berangsur-angsur.
Para pemudalah yang mempelopori bangkitnya pergerakan nasional. Buktinya, organisasi-organisasi yang dapat dikatakan pelopor pergerakan nasional semuanya didirikan oleh pemuda. Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islan (SDI) pada tanggal 16 Oktober 1905 ketika ia baru berusia 27 tahun. Ia lahir pada tahun 1878. Sutomo baru berusia 20 tahun (lahir 30 Juli 1888) ketika mendirikan Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908. Suwardi Suryaningrat yang kemudian dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara baru berusia 20 tahun ketika mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 bersama-sama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.
Tokoh-tokoh lain pun mulai aktif dalam pergerakan nasional pada usia yang masih muda. Muhammad Hatta mulai memimpin Perhimpunan Indonesia ketika usianya baru mencapai 21 tahun. Ketika menghadiri sidang Liga Anti Kolonialisme di Paris, usianya baru 23 tahun. Agus Salim dan Cokroaminoto mulai aktif memimpin Sarekat Islam pada umur 22 tahun. Soekarno tampil sebagai tokoh pergerakan nasional pada umur 22 tahun dan menjadi ketua Partai Nasional Indonesia (PNI) pada usia 26 tahun. Muhammad Yamin ketika ikut merumuskan Sumpah Pemuda di tahun 1928, umurnya baru 22 tahun. Ia mulai aktif dalam Jong Sumatranen Bond pada usia 19 tahun.
Dari uraian di atas, ingin ditampilkan peranan pemuda dalam sejarah pembentukan bangsa Indonesia sebagai nation. Merekalah yang pertama menemukan konsep persatuan sebagai satu bangsa, pada awal abad ke-20. Peristiwa itu dapat disebut sebagai lahirnya bangsa Indonesia dalam bentuk idea.
Dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia tidak lagi berupa idea, melainkan telah menjelma menjadi konsep, karena telah memiliki batasan yang jelas. Konsep bangsa Indonesia menjadi aktual dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan merupakan saat lahirnya bangsa Indonesia secara aktual, juga karena peranan pemuda yang waktu itu bergabung dalam berbagai kelompok, seperti kelompok pelajar, kelompok Peta, kelompok mahasiswa maupun kelompok pemuda lainnya.
Kepelopran pemuda juga merupakan kekuatan yang menentukan dalam perjuangan mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia, terhadap rongrongan dari luar seperti pada periode Perang Kemerdekaan, dan rongrongan dari dalam seperti G 30 S/PKI tahun 1965.



Belajar Dari Sejarah Pahit  Bangsa Indonesia

Selama 40 tahun (Orde Lama dan Orde Baru), bangsa Indonesia dipimpin secara otoriter. Secara tak langsung, tumbuh dalam diri kita sikap otoriter, yaitu merasa benar dan mau menang sendiri. Ketika Reformasi 1998 membuka ruang kebebasan, demokrasi, dan otonomi daerah, sifat otoriter itu muncul dalam berbagai bentuk.
Demokrasi dan desentralisasi yang terlalu banyak dan terlalu cepat membuat masyarakat mudah saling curiga dan mudah bertikai. Multipartai tumbuh pesat, tetapi politik justru kehilangan ideologi dan idealisme. Perilaku politisi menjadi oportunis sehingga menyuburkan korupsi, sekaligus juga adventuristik (leluasa bertualang) yang membuat orang mudah berpindah partai.
Hampir semua kader partai politik menjadi petualang. Tidak ada bekal ideologi dan nilai-nilai kebangsaan diwariskan. Politik berhenti di politik kekuasaan. Politik sebagai sebuah kebijakan untuk mendistribusikan kesejahteraan tidak dijalankan. Yang dipertontonkan adalah politik tidak etis, yang biasa kita lihat di bincang-bincang televisi. Kebebasan berkembang tanpa komitmen etika, politik hampa etika.
Dalam situasi begini etika individu memang penting ditekankan, tetapi tidak dapat menembus budaya politik yang cenderung koruptif. Pemerintah dan DPR perlu memikirkan perubahan struktur politik.
Pematangan substansi demokrasi justru berhenti. Situasi kian parah karena presiden sebagai pemimpin tertinggi lemah dan serba ragu dalam semua hal sehingga menciptakan ketidakpastian. Kita akhirnya mengalami proses anomi, yaitu kehilangan pegangan terhadap nilai-nilai moralitas. Orang kehilangan batas-batas baik-buruk atau salah-benar. Ini memicu perilaku menyimpang dan konflik di masyarakat.
Ketiadaan kepemimpinan tegas untuk mengatur dan mengelola bangsa yang multikultur memang menjadi salah satu penyebab berbagai persoalan bangsa seperti ini. Peran pemimpin sedemikian penting mengingat bangsa Indonesia lebih bersifat paternalistik. Beragam persoalan sosial itu tidak terlepas dari pengaruh era informasi yang demikian bebas. Tidak ada lagi penjuru yang bisa digunakan untuk menyaring informasi sehingga masyarakat tidak memiliki acuan, mana yang benar dan mana yang tidak.
Kondisi bangsa saat ini terbentuk akibat sistem otoriter lebih dari tiga dekade. Hal itu diperparah oleh ketiadaan kepemimpinan yang memberi arah. Konsolidasi demokrasi juga belum terwujud.

Realitas Bangsa Indonesia Hari Ini

Fenomena sosial bangsa Indonesia saat ini menunjukkan disorientasi nilai yang sangat memprihatinkan. Banyak elite politik korup, aparat penegak hukum korup,  masyarakat bermental instan ingin kaya dan gampang marah, serta aparat negara bertindak brutal dan radikal.
Disorientasi nilai terjadi hampir di berbagai aspek kehidupan. Publik terlampau sering melihat kemunafikan pemimpin yang tidak memiliki integritas. Panggung politik selalu gaduh. Satu per satu politisi tersangkut kasus korupsi, seperti kasus proyek Hambalang, kuota impor daging sapi, dan pengadaan Al Quran. Di tambah lagi aparat penegak hukum juga sudah terjerat dalam lingkaran korup dan suap seperti kasus Akil Mukhtar sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi, Djoko Susilo  sebagan Mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri, Setyabudi Tejocahyono sebagai Mantan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung, Asmadinata sebagai mantan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Semarang, Pragsono sebagai mantan Hakim Pengadilan Tipikor Semarang, Sistoyo sebagai mantan Kepala Subbagian Pembinaan Kejari Cibinong, Iwan Siswanto sebagai mantan Kepala Rumah Tahanan Markas Komando Brimob Kelapa Dua Depok, dan Lilil Sri Haryanto sebagai Direktur Perdata Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum semua ini adalah aparat penegak hukum yang terjerat hukum.
Ditambah lagi konflik sosial yang mudah meletus. Masyarakat bermental instan untuk mendapatkan hasil cepat hingga terjebak investasi bodong. Bertambah runyam karena aparat negara yang seharusnya menciptakan kedamaian dan stabilitas justru menciptakan keonaran seperti dalam kasus penyerangan terhadap Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.
Pada saat yang sama, para pemimpin bangsa dinilai lemah dan tak sungguh-sungguh melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Tanpa keteladanan elite politik dan para pemimpin, bangsa ini cenderung mengalami anomi, yaitu kehilangan pegangan terhadap nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.
Disorientasi nilai terjadi hampir di berbagai aspek kehidupan. Publik terlampau sering melihat kemunafikan pemimpin yang tidak memiliki integritas sehingga sebagian masyarakat juga mengambil jalan menerabas, mencari jalan mudahnya, dan tidak lagi percaya pada hukum.
Kemunafikan menunjukkan lemahnya integritas pemimpin tersebut. Ketika pemimpin meminta elite politik tidak gaduh, tetapi pada saat sama justru gaduh dengan kemelut internal di partai politik.
Bangsa Indonesia sekarang ini sudah ”KACAU BALAU” akibat sudah terlalu banyak “penyakit” yang sudah kronis menyerang seluruh sendi kehidupan. Moral dan etika sudah tumpul, bahkan rusak, sedangkan nilai-nilai kebaikan, moral, budaya liar kian meng-gila.
Salah satu akar masalahnya adalah kepemimpinan yang lemah dan tidak mampu memberikan keteladan. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tidak dipegang lagi, sementara elite politik semakin pragmatis dan transaksional.

Semangat Sumpah Pemuda Pemersatu Membangun Bangsa. 

Peringatan hari Sumpah Pemuda Indonesia yang selalu kita laksanakan setiap tanggal 28 Oktober tiap tahunnya, peristiwa bersejarah yang dilakukan oleh para pemuda Indonesia pada waktu itu, senantiasa menjadi pelajaran berharga serta memberikan hikmah untuk kita jadikan pedoman pemikiran, pijakan dan barometer bagi kita, generasi bangsa yang hidup di era kemerdekaan ini untuk mengawal dan meneruskan cita-cita perjuangan mereka.
Setidaknya ada tiga hal penting yang dapat kita petik sebagai hikmah dari peringatan Sumpah Pemuda kali ini: Pertama, semangat heroisme dan patriotisme pemuda Indonesia saat itu muncul dari kesadaran historis bangsa Indonesia yang telah beratus-ratus tahun dijajah oleh kekuatan kolonialisme. Politik devide et impera atau politik pecah belah kaum kolonialisme dan imperalisme asing berhasil membuat kekuatan dalam tubuh bangsa kita tercerai berai. Perpecahan itulah yang akhirnya membuat kita lemah tak berdaya.  Kesadaran historis itu pulalah yang telah membentuk kesadaran situasi dan membentuk pikiran serta sikap kolektif pemuda-pemuda Indonesia untuk merumuskan kembali strategi perjuangan dan melakukan perlawanan secara lebih sistematis.  Dengan metode berpikir yang mereka gunakan, momentum Sumpah Pemuda Indonesia itu telah berhasil merumuskan strategi perjuangan baru bangsa Indonesia, dengan menggalang persatuan nasional melalui pernyataan kehendak dan tekad bersama untuk bersatu yakni berbangsa, berbahasa dan bertanah air satu: INDONESIA sebagai antitesis politiknya.
Kedua, pergerakan perjuangan pemuda Indonesia pada waktu mempunyai arah dan tujuan yang jelas yakni merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari tangan penjajah. Mereka tidak terjebak pada persoalan-persoalan perbedaan agama, kesukuan, ras, kedaerahan dan golongan. Bagi mereka, kemerdekaan dan kemuliaan bangsa Indonesia adalah mission sacre yang harus menjadi tujuan bagi segenap gerakan pemikiran dan perjuangan pemuda Indonesia pada waktu itu. Semangat persatuan nasional yang mereka kobar-kobarkan itulah yang akhirnya menjadi roh, jiwa dan sekaligus menjadi  energi serta kekuatan bangsa Indonesia. Berkat persatuan dan kesatuan segenap kekuatan bangsa pada waktu, akhirnya kita mampu melawan dan mengusir penjajah asing dari bumi Indonesia.
Ketiga, hikmah berikutnya yang dapat kita petik dari peristiwa Sumpah Pemuda itu adalah semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi kepentingan bangsa yang lebih besar. Mereka tidak hanya mengorbankan harta benda yang mereka miliki, tetapi juga rela mengorbankan jiwa dan raga mereka. Kesadaran politik yang muncul dalam semangat perjuangan mereka, telah menjauhkan pikiran, sikap dan tindakan mereka dari kepentingan-kepentingan yang bersifat kepentingan golongan, kelompok apalagi individu.
Pertanyaan bagi kita semua saat ini adalah, apakah masih relevan kita selalu memperingati hari Sumpah Pemuda ini dan di manakah letak relevansinya bagi kita semua khususnya generasi muda bangsa Indonesia? Bagi saya jawabannya adalah sangat relevan. Faktor relevansinya terletak pada tantangan jaman yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini secara susbtansial sesungguhnya memiliki kesamaan dengan tantangan yang dihadapi oleh pemuda-pemuda Indonesia angkatan 1928. Faktor diferensiasinya hanyalah terletak pada konteks dan jamannya saja.
Untuk mengurai jawaban dan pernyataan tersebut, saya ingin mengutip pidato Bung Karno yang beliau sampaikan di depan sidang pengadilan Belanda tahun 1930 yang terkenal dengan pidato ”Indonesia Menggugat”. Jauh-jauh hari, bahkan ketika itu masih dalam suasana penjajahan kolonial, Bung Karno sudah mengingatkan kepada kita semua bahwa suatu saat nanti akan datang penjajahan dalam bentuk baru atau yang beliau sebut dengan neokolonialisme dan neoimperialisme. Istilah itu digunakan Bung Karno untuk memprediksi perkembangan dunia di masa yang akan datang. Bung Karno lebih jauh menjelaskan bahwa neokolonialisme dan neoimperilaisme itu adalah penjajahan dalam bentuk baru yang bukan dengan cara menguasai atau menduduki suatu bangsa secara langsung seperti terjadi di masa lampau. Ciri-ciri dari praktek neokolonialisme-imperialisme itu antara lain dengan menjadikan tanah jajahan sebagai sumber bahan baku bagi industrinya, menjadikan rakyat jajahan sebagai sumber tenaga kerja yang murah, dan menjadikan tanah jajahan sebagai tempat penanaman modal, serta pasar bagi produk industri kapitalismenya.
Apakah pernyataan dan prediksi Bung Karno di tahun 1930 itu hari ini terbukti relevan atau tidak? Apakah kita juga sudah memiliki kesadaran historis untuk membangun persepsi yang sama terhadap faktor-faktor yang menjadi ancaman bangsa Indonesia saat ini dan apakah kita juga masih memiliki semangat patriotisme dan nasionalisme serta sikap rela berkorban yang pernah diajarkan oleh para pendahulu kita sebagaimana yang telah saya uraikan di atas? Untuk memberikan penjelasan atas hal itu saya akan mencoba mendeskripsikan situasi dan kondisi kekinian bangsa Indonesia.
Era reformasi yang bergulir sejak tahun 1998 lalu telah banyak menimbulkan perubahan yang sangat signifikan dan fundamental dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan kita. Pada era ini, berbagai pengamat sosial politik sering mengatakan sebagai kemenangan kaum neoliberal dalam mempengaruhi dan bahkan ikut membentuk berbagai kebijakan negara melalui berbagai pembentukan peraturan perundang-undangan.
Proses masuknya faham neoliberalisme itu dimulai dari perubahan pada tingkat UUD 1945 yang telah dilakukan melalui proses amandemen sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Perubahan UUD 1945 itu telah berdampak luas pada perubahan sistem politik, ekonomi dan hukum. Berbagai perubahan di bidang ketatanegaraan itu akhirnya juga berdampak kepada sistem dan perilaku sosial masyarakat Indonesia.
Di Bidang Politik: sistem demokrasi yang kita jalankan saat ini sudah semakin jauh mengikuti ajaran atau nilai-nilai demokrasi liberal yang bercirikan atas politik pencitraan, kalkulasi jumlah suara dan pendekatan menang dan kalah (the winner take all). Hal itu sesungguhnya sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi Pancasila yang mengedepankan prinsip musyawarah untuk mufakat dan saling bergotong royong.
Di Bidang Ekonomi: berbagai regulasi yang mengatur sendi-sendi kehidupan ekonomi bangsa yang seharusnya diusahakan untuk sebesar-sebesarnya kemakmuran rakyat Indonesia  telah bergeser dan banyak yang berorientasi kepada kepentingan kapital atau kaum pemilik modal. Kekayaan bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Indonesia yang seharusnya dikuasai dan dikelola negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, sekarang ini telah diserahkan kepada mekanisme pasar yang mengutamakan perhitungan untung dan rugi bagi kaum pemilik modal.
Di Bidang Hukum: pembangunan hukum Nasional kita melalui pembentukan peraturan perundang-undangan sudah semakin jauh meninggalkan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Banyaknya undang-undang yang telah dibatalkan Mahkamah Konstitusi membuktikan banyaknya produk undang-undang yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI 1945.
Di Bidang Kebudayaan: masuknya berbagai nilai-nilai asing, baik yang datang dari barat maupun dari timur dalam arus deras globalisasi telah menggerus sebagian nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia. Semangat toleransi dan gotong royong yang menjadi ciri keaslian budaya bangsa Indonesia selama ini, akhir-akhir ini mengalami krisis yang semakin parah. Konflik-konflik sosial terbuka, baik yang bersifat horisontal atau yang terjadi antar sesama kelompok dan golongan di tengah masyarakat, sampai konflik terbuka yang bersifat vertikal atau antara sesama lembaga negara kini sudah menjadi tontonan rutin setiap hari segenap rakyat Indonesia melalui berbagai media massa.
Secara horisontal,  konflik antar kelompok yang berbeda agama dan keyakinan di berbagai daerah di Indonesia serta tawuran antar pelajar sekolah adalah salah satu contoh soal yang paling banyak mewarnai hari-hari konflik masyarakat Indonesia saat ini. Sementara secara vertikal, konflik terbuka dan semangat adu kekuatan antara Polri dan KPK telah terjadi berulang-ulang di antara sesama lembaga penegak hukum.
Ketiga contoh permasalahan bangsa yang saya gambarkan secara singkat di atas, baik yang menyangkut aspek politik, ekonomi maupun kebudayaan, jikalau kita kaji dalam dimensi ideologis, maka akan kita dapati suatu kenyataan, bahwa hal itu merupakan manifestasi dari bahaya dan ancaman neololonialisme dan neoliberalisme yang dimaksudkan Bung Karno pada tahun 1930 lampau.  
Saat ini memang tidak ada kekuatan militer asing yang datang dan menduduki wilayah teritorial Indonesia. Tidak ada pula pangkalan-pangkalan militer asing yang berdiri di wilayah NKRI. Namun, melalui berbagai agen-agen kekuatan neokolonialisme dan neoimperialIsme di Indonesia, mereka berhasil masuk dan mempengaruhi berbagai kebijakan peraturan perundang-undangan kita. Tidaklah mengherankan jika saat ini banyak peraturan perundang-undangan kita yang telah bercorak liberal karena banyak berpihak kepada kepentingan ekonomi global atau kaum pemilik modal yang merugikan kepentingan ekonomi rakyat Indonesia sendiri.
Di sisi lain, situasi dan kondisi perpecahan antar kekuatan-kekuatan bangsa Indonesia yang terjadi di masa pra kemerdekaan dahulu sebagai akibat politik devide et impera yang dipraktekkan oleh rejim kolonialisme pada waktu itu, juga terjadi pada situasi dan kondisi masyarakat dan bangsa Indonesia saat ini. Berbagai konflik dan perpecahan di tengah-tengah masyarakat kita akhir-akhir, baik yang berlatar belakang perbedaan agama dan keyakinan, perbedaan kepentingan politik maupun konflik kepentingan ekonomi, semuanya akan berdampak sangat jelas yakni menggoyahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan bangsa. Pecahnya persatuan nasional bangsa Indonesia itu pada gilirannya akan melemahkan posisi bangsa Indonesia dihadapan kekuatan neokolonialisme dan neoimperialisme yang telah diramalkan oleh Bung Karno.
Kalau kita mau dan berani jujur terhadap sejarah, sebenarnya Bung Karno bukan hanya telah memprediksi situasi dan kondisi ancaman masa depan yang akan menimpa nasib bangsanya pada tahun 1930 itu. Tetapi beliau juga telah menyiapkan konsepsi-konsepsinya untuk menghadapi ancaman dan bahaya neokolonialisme dan neoimperialisme itu.  
Oleh karena itu, beliau telah menyampaikan konsepsinya itu dalam pidatonya, pada peringatan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1964 di Istana Negara. Bung Karno telah menawarkan satu konsepsi untuk melawan bahaya neokolonialisme dan neoimperialisme itu. Konsepsi itu yang saat ini kita  kenal dengan ajaran TRISAKTI Bung Karno, yaitu kita harus berdaulat di bidang politik, kita harus berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri dalam membangun kekuatan ekonomi bangsa dan kita juga harus mengembangkan kebudayaan nasional yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sendiri.
Berangkat dari perspektif pemikiran dan deskripsi situasi dan kondisi kekinian itulah, saya menilai momentum memperingati Sumpah Pemuda ini mempunyai makna yang sangat penting dan strategis. Sebagai sebuah bangsa yang besar, kita harus jadikan momentum ini sebagai sarana instropeksi dan retrospeksi diri sekaligus untuk dapat memproyeksikan agenda penyelamatan masa depan bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik lagi.
Semangat patriotisme, nasionalisme dan kesadaran serta pemahaman akan tantangan yang dihadapi bangsa saat ini serta strategi problem solving-nya tidak boleh menurun apalagi kalah dari apa yang telah ditunjukan oleh generasi muda bangsa angkatan 1928 lalu. Kita tidak boleh keliru mempersepsikan tantangan nyata yang dihadapi bangsa kita hari ini. Kita juga tidak boleh lagi terjebak oleh berbagai upaya provokasi politik adu domba yang dijalankan oleh siapapun yang akan memecah belah persaudaraan kebangsan kita dan akan menggoyahkan persatuan nasional kita.
Tujuan perjuangan yang kita laksanakan pada bidang pengabdian kita masing-masing juga haruslah kita letakan pada upaya mencapai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang telah dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 dan bukan untuk tujuan-tujuan lainnya.
Kita harus punya komitmen yang kuat untuk memperkukuh kembali rasa dan semangat persaudaraan kebangsaan kita di atas prinsip-prinsip empat pilar kehidupan berbangsa yang telah menjadi konsensus nasional bangsa Indonesia. Prinsip-prinsip itu adalah nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI 1945 sebagai konsitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara yang final dan harus kita jaga keutuhannya serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai sistem sosial dan semboyan bangsa Indonesia.  
Presiden Pertama RI, Bung Karno pada saat peringatan hari kemerderkaan Republik Indonesia 17 Agustus 1966 di Istana Negara. Bung Karno mengatakan dan mengingatkan kita semua agar ”jangan sekali-kali kita meninggalkan sejarah”. 
Marilah kita jadikan pesan Bung Karno kepada kita semua itu sebagai pedoman dalam mengisi alam kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para Pendiri Bangsa kita. Tidak ada bangsa yang besar yang tidak bertumpu pada kebesaran sejarah bangsanya masing-masing. Marilah, kita semua generasi muda bangsa, mau dan bersedia menjadi perkakasnya sejarah, untuk membangun peradaban bangsa dan dunia yang lebih baik lagi demi masa depan anak cucu kita dikemudian hari.